CABE
Budidaya
Cabai merupakan pilihan agribisnis bernilai
ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabai yang tepat, baik cara
pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan
keberhasilan budidaya.Cara menanam cabai yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemikian rupa sehingga cara menanam cabe ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula. TEKNIK DAN CARA MENANAM CABAI SYARAT TUMBUH TANAMAN CABAI Tanah Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8. Air Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan. Iklim Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24 derajat C -28 derajat C. PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA CABAI Pemilihan Lokasi Budidaya Cabai Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis,
transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabai (cabe) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal. Pengukuran pH Tanah Budidaya Cabai Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag. Persiapan Sarana Prasarana Budidaya Cabai Pengadaan tanah untuk media semai. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak). Pengadaan Pestisida. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian. Pengadaan peralatan. Persiapan tenaga kerja. PELAKSANAAN BUDIDAYA CABAI Persiapan Lahan Budidaya Cabai Pembajakan dan penggaruan. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan. Pemasangan mulsa PHP. Pembuatan lubang tanam. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe. Pemasangan ajir. Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya Cabai Rumah atau sungkup pembibitan. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai. Penyemaian benih cabai (cabe). Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa. Pindah tanam. Bibit cabai (cabe) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan. PEMELIHARAAN TANAMAN CABAI Penyulaman Budidaya Cabai Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit. Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabai (cabe) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabai sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama. Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit. Sanitasi Lahan Budidaya Cabai Sanitasi lahan budidaya cabai meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman. Pengairan Budidaya Cabai Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan. Pemupukan Susulan Budidaya Cabai Pupuk Akar Diberikan dengan cara pengocoran : Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabai (cabe) 200ml. Pupuk Daun Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst. Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI HAMA TANAMAN CABAI Gangsir Hama gangsir tanaman cabai adalah Brachytrypes portentosus. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Tanah Ulat tanah tanaman cabai adalah Agrotis ipsilon. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Ulat Grayak Ulat grayak tanaman cabai adalah Spodoptera litura. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Ulat Buah Ulat buah tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Thrips Thrips tanaman cabai adalah Thrips parvispinus. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Daun Kutu daun tanaman cabai adalah Myzus persiceae. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Kutu Kebul Kutu kebul tanaman cabai adalah Bemisia tabaci. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Tungau Tungau tanaman cabai adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Lalat Buah Lalat buah tanaman cabai adalah Dacus dorsalis. Pengendalian lalat buah menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Nematoda Nematoda tanaman cabai adalah Meloidogyne incognita. Cara pengendalian nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam. Lihat PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI Untuk informasi lebih detailnya. PENYAKIT TANAMAN CABAI Rebah Semai Rebah semai tanaman cabai adalah Pythium debarianum. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan. Layu Bakteri Bakteri penyebab layu tanaman cabai adalah Pseudomonas sp. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Layu Fusarium Cendawan penyebab layu tanaman cabai (cabe) adalah Fusarium oxysporum. Upaya pengendaliannya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, secara biologi berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik pada tanah, contoh super glio, wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Phytophtora Cendawan penyebab busuk phytophtora tanaman cabai adalah Phytopthora infestans. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Busuk Kuncup Penyakit busuk kuncup tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Bercak Cercospora Cendawan bercak cercospora tanaman cabe adalah Cercospora capsici. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Antraknosa (Patek) Cendawan antraknosa tanaman cabe adalah Colletotrichum capsici dan Gloesporium piperatum. Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan diantaranya benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Virus Virus tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan budidaya terutama musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai pertumbuhan tanaman cabai mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan Tanaman cabai (cabe) terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman cabe. Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Cabai (Cabe) Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam. Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut). PANEN Cabai atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah cabe dipanen adalah buah 80% masak.
Sumber : http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/cara-praktis-budidaya-cabai.html
web hair toppers,costume wigs,cheap wigs human hair,wigs for women,hair extensions,costume wigs,wigs for women,hair pieces for women,wigs visit this page
ReplyDelete